Media Industri

Kementerian Perindustrian terus mendorong peningkatan daya saing produk kosmetik yang dihasilkan oleh sektor industri kecil menengah (IKM) agar mampu memenuhi standar mutu dan keamanan. Salah satu upaya strategis yang dilakukan Kemenperin adalah memfasilitasi IKM memperoleh sertifikat penerapan Cara Pembuatan Kosmetika yang Baik (CPKB).

Definisi Sentra Industri Kecil dan Menengah (IKM) adalah lokasi pemusatan kegiatan industri kecil dan industri menengah yang menghasilkan produk sejenis, menggunakan bahan baku sejenis, atau mengerjakan produksi yang sama dan dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang.

Dalam upaya pencapaian tujuan pembangunan Industri Nasional dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) dalam keterkaitan pemberdayaan IKM melalui Sentra IKM ditempuh melalui 4 (empat) pilar yaitu: Pembangunan Sumber Daya Industri  termasuk didalamnya Industri Kecil dan Menengah (IKM); Pembangunan Sarana dan Prasarana Industri; Sentra IKM perlu dibangun Sarana dan Prasarana Industri agar memudahkan aksesibilitas. Pemberdayan Industri; Pemberdayaan Industri Kecil dan Menengah (IKM) melalui pembangunan Sentra IKM untuk dapat mempermudah pemerintah pusat /daerah dalam peningkatan daya saing bagi IKM melalui Sentra IKM. Pengamanan dan Penyelamatan Industri. Sentra IKM dibangun untuk sebagai penyelamat dan pengamanan industri Kecil dan Menengah (IKM). Berkenaan dengan pemberdayaan IKM melalui pembangunan Sentra IKM termasuk dalam pilar Pemberdayaan Industri, disamping Industri Hijau, Industri Strategis, TKDN dan Kerjasama Internasional dibidang Industri.

Berkaitan dengan pengembangan Sentra IKM terdapat dalam strategi pembangunan industri nasional yaitu: M engembangkan Wilayah Pusat Pertumbuhan Industri (WPPI), Kawasan Peruntukan Industri, Kawasan Industri, dan Sentra Industri Kecil dan Menengah (Sentra IKM) ; M enyediakan langkah-langkah afirmatif berupa perumusan kebijakan, penguatan kapasitas kelembagaan dan pemberian fasilitas kepada Industri   Kecil Dan Menengah (IKM) ; Pembangunan industri nasional tidak hanya dapat tercapai melalui pertumbuhan jumlah industri, tetapi juga pemerataan industri.  Keseimbangan wilayah industri, terutama antara pulau Jawa dan luar pulau Jawa, Bagian Barat Indonesia dan Bagian Timur Indonesia, menjadi perhatian untuk meningkatkan manfaat industri bagi masyarakat.  Oleh karena itu dilakukan pembangunan industri melalui pengembangan perwilayahaan industri. P erwilayahan I ndustri dilaksanakan dalam rangka percepatan penyebaran dan pemerataan industri secara

JAKARTA- Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan, adanya rencana kawasan industri yang terintegrasi dengan pelabuhan Laut berpotensi memperkuat industri furnitur di Jepara, Jawa Tengah.  Menurutnya, kawasan industri terintegrasi dapat memberikan kemudahan akses perdagangan. "Furnitur dan kerajinan merupakan salah satu industri prioritasyang didukung oleh ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja di dalam negeri," ujar Saleh.Ahad (17/4).  Saleh menjelaskan, rencananya, di sekitar wilayah Jepara akan dibangun Pelabuhan Samudera lewat investasi Pelindo III. Menurut Saleh, keberadaan pelabuhan ini memudahkan proses pengiriman produk ke pelabuhan besar di luar negeri. "Pembangunan infrastruktur pelabuhan dan kawasan industri ini dapat menumbuhkan industri manufaktur nasional serta memecah konsentrasi industri dari Jakarta dan sekitarnya," katanya.  Rencana pembangunan pelabuhan tersebut juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Ekonomi kreatif merupakan new power yang dapat meningkatkan perekonomian nasional kedepan.  Dalam upaya mendorong pertumbuhan industri kreatif nasional,  Beberapa upaya yang harus kita dilakukan adalah:  Memberikan bimbingan teknis,  Bimbingan pemasaran, bantuan dalam mesin peralatan,  dan  Perlindungan hak kekayaan intelektual kepada para pelaku industri kreatif. Setiap tahun, pertumbuhan industri kreatif ini mengalami peningkatan. Pengembangan industri kreatif nasional yang pertumbuhannya semakin meningkat diperkirakan sekitar 10 % per tahun. Fesyen dan kerajinan merupakan salah satu subsektor ekonomi kreatif yang telah memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, mulai dari peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja, jumlah perusahaan, hingga pasar ekspor. Pada tahun 2015 – 2016, nilai tambah dari sektor ekonomi kreatif di estimasi mencapai Rp 112,1 triliun.  Penyumbang nilai tambah tertinggi tersebut, antara lain subsektor mode, kuli

Industri makanan dan minuman (mamin) nasional memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.  Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian terus mendorong pengembangan industri mamin nasional. Pada triwulan I tahun 2015, pertumbuhan industri mamin nasional mencapai 8,16% atau lebih tinggi dari pertumbuhan industri non migas sebesar 5,21%. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 4,71%. Hal tersebut disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam sambutannya pada acara pembukaan Pameran Produk Industri Makanan dan Minuman di Plasa Pameran Industri, Kementerian Perindustrian, Jakarta. Pameran yang diselenggarakan selama empat hari, tanggal 26 - 29 Mei 2014 dan dibuka untuk umum pukul 10.00 - 17.00 WIB, diharapkan dapat menjadi wahana pendorong bagi para pengusaha di bidang industri makanan dan minuman untuk memperkenalkan produk, kualitas dan citra merek serta memperoleh berbagai masukan atau keinginan dari pelanggannya. "Sektor industri makana