Potensi Sumberdaya Batubara

Tidak dapat dipungkiri, sumberdaya batubara sebagai salah satu sumberdaya alam, merupakan sumber yang sangat penting dalam menopang perekonomian dan pembangunan di Indonesia. Dalam skala global, batubara  Indonesia bahkan berperan strategis untuk memenuhi kebutuhan batubara dunia sekaligus mendukung pembangunan di banyak negara.

Sumberdaya batubara adalah sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui, pada suatu saat sumberdaya tersebut tidak akan ada lagi di bumi jika terus menerus digunakan. Selain itu sumberdaya batubara juga memiliki nilai berbeda diwaktu yang berbeda, serta rentan dipengaruhi oleh isu-isu global dunia. Disinilah pentingnya kebijaksanaan pemerintah dalam mengelola sumberdaya batubara dengan cara memahami seutuhnya karakteristik dan potensi sumberdaya batubara di Indonesia guna kemajuan dan kemakmuran bangsa.



Potensi sumber daya batubara dapat ditemukan di cekungan bagian dalam dari busur vulkanik dalam bentuk endapan batuan sedimen dengan umur tersier. Potensi sumber daya batubara ditemukan pada cekungan sedimen tersier di Indonesia bagian barat dan timur. Penyebaran batubara di Indonesia tidak merata sesuai kondisi geologi di sepanjang bentang kepulauan nusantara. Berdasarkan buku Prof. R.W. van Bemmelen  (1949),  terdapat 31 potensi endapan batubara di Pulau Jawa, dan di Pulau Sumatra terdapat 116 potensi. Khusus di Pulau Kalimantan, terutama Kalimantan Selatan dan Timur, karena begitu banyaknya singkapan yang ditemukan maka singkapan-singkapan batubara tersebut dikelompokkan ke dalam 16 lapangan batubara.

Saat ini terdapat 20 provinsi di Indonesia yang memiliki sumber daya batubara, dimana Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur merupakan wilayah yang memiliki sumberdaya batubara terbanyak. Namun demikian cadangan batubara Indonesia saat ini hanyalah 21,1 milyar ton atau 2,4% dari cadangan dunia.

Perkembangan ilmu geologi telah memberikan gambaran tentang cara terjadinya endapan batubara dan berbagai faktor yang mengendalikannya. Dengan mengetahui faktor – faktor geologi, penyebaran batubara itu dapat diperkirakan. Karena itu diperlukan pengetahuan tentang kondisi geologi yang mencakup seluruh wilayah Indonesia.

Melalui pemetaan geologi, baik secara remote sensing (penginderaan jarak jauh) maupun dari hasil ground truth (kenyataan lapangan), Indonesia telah memiliki peta geologi yang mencakup seluruh wilayah Indonesia. Berdasar peta geologi tersebut para ahli dapat menyusun berbagai teori atau hipotesis pencarian batubara.

Berdasarkan teori geologi terbaru yang dikenal dengan teori tektonik global dan teori tektonik lempeng, maka jalur-jalur cekungan sedimen yang membawa cebakan batubara di kepulauan Indonesia telah dapat diketahui dan diprediksi letaknya. Pemetaan geologi yang selesai pada tahun 1995. Memanfaatkan teori tersebut dalam menelusuri penyebaran batuan, menyimpulkan bahwa di Indonesia terdapat beberapa cekungan batubara.

Meskipun dikenal sebagai negara yang kaya dengan potensi sumber daya batubara, tetapi sumber daya dan potensi cadangan batubara Indonesia relatif tidak begitu besar. Saat ini sumber daya batubara Indonesia diperkirakan sebesar 119,45 milyar ton, dimana 41 milyar ton merupakan sumber daya bawah tanah. Sedangkan cadangan batubara hanyalah sebesar 28,978 milyar ton, atau 2,4% dari cadangan dunia.

Eksploitasi secara besar-besaran telah mengurangi cadangan batubara secara signifikan, sehingga saat ini cadangan batubara nasional diperkirakan masih tinggal 78 tahun apabila dieksploitasi dengan tingkat produksi batubara nasional saat ini. Gambar 3.4 di bawah ini memperlihatkan sebaran dan jumlah sumber daya dan cadangan batubara Indonesia. Kualitas dan jumlah sumberdaya dan cadangan batubara di Indonesi dapat dilihat pada tabel 4.1.

Cadangan batubara Indonesia didominasi oleh batubara dengan kualitas sedang (5.100-6.100 kcal) sebesar 17,527 milyar ton (60,5%) dan batubara kualitas rendah (<5.100 kcal) sebesar 9,58 milyar ton (33,1%), sedangkan sisanya kualitas tinggi (6.100-7.100 kcal) sebesar 1,476 milyar ton dan kualitas sangat tinggi (>7.100 kcal) sebesar 0,4 milyar ton.

Comments

Popular posts from this blog

Landasan Hukum Sentra IKM

Perkembangan Industri Alat Transportasi