Tukar Sampah Jadi Beras, Demi makan di Masa COVID-19

Warga di Banjar Apuh Lodtunduh, Ubud, Gianyar, Bali tampak sibuk mengemas sampah plastik yang telah mereka simpan sejak sebulan terakhir. Mereka enggan melewatkan momen menukar sampah menjadi beras di Balebanjar Apuh Lodtunduh.

Ketut Bontok (55) salah-satunya. Ia membawa sejumlah satu karung botol plastik. Lalu ada pula, botol kaleng serta kertas tak terpakai. Setelah dipilah dan ditimbang, perempuan yang sehari-hari bekerja di pasar itu akhirnya berhak mendapatkan beras 5kg dari 5kg sampah yang disetorkan.

“Saya biasa berjualan di pasar, karena masih ada virus pendapatan dari pasar tidak seberapa. Makanya sangat bersyukur karena ini bisa dapat beras,” ujarnya.


Selain Ketut, Wayan Agus (45) juga merasakan hal sama. Bekerja sebagai buruh bangunan yang hampir semua proyek tak beroperasi ditengah pandemi, kebutuhan akan bahan pokok sangat dirasakan.

”Bantuan dari pemerintah memang ada, hanya saja dengan adanya program ini dari Desa kan juga sangat membantu. Apalagi kalau saya juga masih ada tanggung jawab keluarga yang masih ada anak 2 juga,” kata Agus.

Meski hanya mampu mengumpulkan 2 kg beras dari 2 kg sampah botol plastik yang ia bawa, Agus tetap senang dengan program yang di gagas oleh desanya. Terlebih, program menukar sampah dengan beras baginya bukan hanya kepentingan cari untung, namun juga kebersihan.

”Selain kita mendapatkan beras, poin lain yang kita dapatkan kan lingkungan kita jadi bersih. Makanya kalau saya pribadi berharap agar program ini bisa berjalan walaupun pandemi sudah berakhir,” terangnya.

Aksi sosial tukar sampah dengan beras di Banjar Apuh Lodtunduh, Ubud, Gianyar baru pertama kali dilakukan. Digagas oleh komunitas kedas-kedas yang bergerak dibidang kebersihan lingkungan di Apuh Lodtunduh dan bekerjasama dengan Kelian Dinas, aksi sosial bertujuan untuk meringankan beban masyarakat.

Comments

Popular posts from this blog

Landasan Hukum Sentra IKM

Perkembangan Industri Alat Transportasi