Industri Baja Tumbuh dan Berkembang

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat 157 proyek investasi baja yang sedang melakukan konstruksi dengan nilai investasi Rp 6,63 triliun dan mampu menyerap 8.502 tenaga kerja. Proses konstruksi sebuah proyek investasi memerlukan waktu dua hingga tiga tahun. 
Namun, dengan maraknya proyek investasi sektor baja yang saat ini sedang melakukan konstruksi.




Berkembangnya industri baja nasional juga diharapkan dapat menyeimbangkan neraca perdagangan di sektor tersebut. Sekedar info, ekspor baja pada periode Januari - Juni 2015 sebesar 657,7 juta dolar AS, naik 42,16 persen sebandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 462,6 juta dolar AS.

Impor baja berkontribusi sebesar 5,66 persen dari total impor non-migas nasional. Bergeliatnya realisasi investasi sektor baja diharapkan dapat berkontribusi mengurangi impor baja di masa mendatang.

Dalam 54 proyek investasi masa kontruksi yang sedang dipantau BKPM, terdapat industri baja yang berpotensi untuk mengurangi impor sebesar 343,2 juta dolar AS untuk produksi pada 2016. 

Terlebih kebutuhan baja nasional semakin besar di mana pada 2020 kebutuhan baja diproyeksikan mencapai 27 juta ton, naik dibandingkan proyeksi kebutuhan tahun 2015 sebesar 16 juta ton.

Berdasarkan data yang disampaikan ke BKPM, kedua perusahaan bekerja sama untuk mendirikan pabrik baja berkapasitas 1 juta ton per tahun dengan nilai investasi 500 juta dolar AS. 
Pembangunan pabrik penggilingan baja untuk konstruksi ini akan dimulai pertengahan tahun depan dan merupakan tahap pertama kerja sama kedua perusahaan.

Pada tahap kedua, sekitar tahun 2020, kerja sama ini akan bergerak lebih ke hulu dengan kapasitas produksi per tahun sebesar 5 juta ton dan dapat ditingkatkan hingga 10 juta ton.

Sumber : Antara

Comments

Popular posts from this blog

Landasan Hukum Sentra IKM

Perkembangan Industri Alat Transportasi