Kenapa Klaster ?

Perubahan Paradigma Pembangunan Global

Sejak Tahun 1970 terjadi pergeseran aliran ekonomi pembangunan,   yaitu sebagai reformasi aliran ekonomi klasik yang disebut sebagai aliran ekonomi pembangunan neo-klasik.  Dalam aliran ekonomi neo-klasik diperlukan peran kemajuan teknologi sebagai salah satu varibael dalam ekonomi pembangunan dan adanya penemuan-penemuan sumber produksi baru.

Dalam aliran neo-klasik ini telah mempelajari tingkat bunga, yaitu harga modal yang menghubungkan nilai pada saat ini dan saat yang datang. Fungsi dari neo-klasik ini adalah sebagai berikut :

Fx = (SDA, SDM, Teknologi)


Sejarah perkembangan ekonomi negara kita,  adalah pemberdayaan sumber daya alam sebagai variable utama dalam ekonomi pembangunan nasional. Beberapa sektor pun secara sporadis dieksplorasi yang pada saat sekarang ini terjadi degradasi sumber daya alam tersebut, misalnya dari sektor industri manufaktur seperti industri aluminium yang saat sekarang mengalami kesulitan memperoleh sumber bahan baku, begitu juga dengan industri manufaktur lainnya.
Dengan sebutan lain bahwa paradigma pembangunan ekonomi nasional adalah sebagai negara agraris  menuju (akan ditransformasikan) ke industrilisasi yang berbasis agriculture (pertanian).

Strategi yang dilakukan untuk mencapai proses transformasi tersebut adalah dengan meningkatkan akumulasi modal dan perubahan fundamental terhadap teknologi.  Apabila proses transformasi ini sesuai dengan rencana,  maka pada saat yang bersamaan akan menumbuhkan sektor jasa akan akan jadi leader dalam pertumbuhan ekonomi. Kebijakan pemerintah sangat dibutuhkan, terutama yang bersifat proteksi industri dalam negeri.

Proteksi yang dilakukan menyebabkan adanya biaya yang tinggi (terutama biaya-biaya non produksi) dan pada pihak lain industri akan tumbuh dengan pondasi yang tidak kuat (pertumbuhan semu) yang kurang/tidak mempunyai daya saing.  Proteksi dilakukan dengan cara menekanan jndustri  lokal, seperti upah buruh dan bahan baku lokal.  Dengan upah buruh yang kecil berakibat pada daya beli buruh menjadi kecil,  hal ini berarti pemerintah perlu mengawasi harga dasar bahan pokok pangan.
Bagi negara-negara yang menggunakan paradigma optimalisasi sumber daya alam sebagai basis pertumbuhan ekonominya merasakan pondasi ekonomi negara tersebut tidak kuat dan pertumbuhan ekonomi tersebut adalah semu.

Seiring dengan kemajuan dibidang ilmu dan pengetahuan teknologi paradigma pembangunan ekonomi global negara-negara berkembang bergeser kearah pemberdayaan teknologi sebagai salah satu varibel dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi negara tersebut.  

Paradigma baru dalam meletakkan konsep pembangunan ekonomi adalah dengan dasar penguasaan teknologi (industriliasasi dasar) yang mampu membuat sesuatu yang bersifat dapat diperbaruhi dan dikembangkan. Perkembangan IPTEK telah mampu melahirkan revolusi ekonomi global, yaitu dengan terselenggaranya sistim telekomunikasi.

Teknologi telekomonikasi secara terus menerus dapat dikembangkan hingga menjadi satu sistim yang terintegrasi dan telah mampu memberikan efektifitas produk yang tinggi. Sehingga paradigma baru dalam abad 21 meletakan integrasi sistim telekomunikasi menjadi dasar dalam pembanguan ekonomi,

Paradigma baru ini ditandai dengan beberapa perubahan mendasar dalam tatanan pembangunan ekonomi dan industri, antara lain :

  • Munculnya jaringan ekonomi (networking) karena tersedianya (pengaruh) dukungan revolusi teknologi informasi dan komunikasi
  • Terjadinya perubahan dari era konglomerarasi diganti menjadi era aglomerasi
  • Adanya perubahan pada basis daya saing dari keunggulan komperatif (pemanfaatan sumber daya alam yang berlimpah dan tenaga kerja yang muda dan murah) menjadi keungulan kompetitif yang berkelanjutan (tersedianya sumber daya manusia yang berkompetensi,  penguasaan teknologi produksi,  peningkatan nilai  tambah pada semua rantai nilai, dan jejaring bisnis).


Perumbahan paradigma tersebut memicu beberapa perubahan fenomena glabal sebagai berikut:

1.Internasional Komoditi

Suatu produk tidak dibuat dalam suatu negara, tetapi merupakan sumbangan  dari jejaringan beberapa unit produksi dari seluruh penjuru dunia. Penguasaan pasar oleh suatu produk industri tidak lagi ditentukan oleh ketersediaan bahan baku dan faktor upah yang tenaga kerja, tetapi lebih ditentukan oleh kemampuan dalam bidang disain produksi serta akses terhadap pasar sehingga dalam hal ini terjadi persaingan (kompetitif) tidak saja pada level perusahaan, akan tetapi sudah pada tatanan kominitas bisnis pada suatu negara.
Keberhasilan untuk memenangkan persaingan adalah terbangunnya kompetisi kelompok. Bermitra dan membangunan patnership merupakan hal yang sangat penting dalam era internasionalisasi komoditi.

2. Transnasionalisasi Kapital

Pada saat suatu produk merupakan pengabunggan dari produk industri lainnya yang asal pembuatannya dari berbagai negara,  maka pengabungan itu juga akan diikuti oleh faktor produksi lainnya, yaitu modal.

Didalam jejaring produk tersebut terjadi lintas modal antar negara, dan hal ini disebut sebagai transnasionalisasi modal.  Linierisasi dari transnasionalisasi modal ini adalah tingginya likuidasi modal dan cepat bergerak dari satu temnpat ke tempat lain

3. Globalisasi Informasi

Pesatnya perkembangan system Information Tehnology (IT) menyebatkan terjadinya globalisasi informasi.  Dalam dekade belangan ini perkembangan globalisasi informasi mencapai 200%.  Globalisasi informasi ini menyebabkan dunia kehilangan boundary, yang selama ini dipertahankan sebagai batas tetorial. Informasi dapat diakses oleh siapa saja tanpa dimensi waktu dan ruang dari berbagai penjuru dunia. Sebagai difrensialisasi berikutnya dari globalisasi informasi ini adalah dapat terjadinya transaksi ekonomi yang tinggi. Sehingga proses transnasionalisasi ekonomi berkembang dengan cepat.

Dari pemahaman pada aspek perubahan paradigma pembangunan global ini, dapat menjadi latarbelakang bahwa evaluasi pengembangan klaster industri aluminium sebagai suatu strategi pembangunan industri nasional menjadi sangat strategis. Langkah ini sangat strategis, jika tidak maka potensi dukungan sumber daya alam, tenaga kerja, potensi pangsa pasar dll, akan diambil oleh negara lain.



sumber: Ir. Andi Akmal Amnur, ME, MM

Comments

Popular posts from this blog

Landasan Hukum Sentra IKM

Perkembangan Industri Alat Transportasi